About



TUHAN bersama para penyair. Para penyair termasuk pencipta lagu sebenarnya memiliki kans mencapai pemahaman spiritual yang tinggi. Blog Kurasi Musik Indonesia ini hanyalah sebuah blog sederhana yang mencoba mempelajari perjalanan spiritual para musisi Indonesia. Penulis mengambil sisi paling mudah dan menyenangkan untuk mempelajari perjalanan spiritual. Satu-satunya cara paling mudah dan menyenangkan adalah memahaminya lewat lagu.

Penulis hanya asal-asalan saat memilih nama situs blog ini. APRESIASI MUSIK INDONESIA. Sederhana saja, karena memang domain apresiasimusikindonesia.blogspot.com yang masih tersisa. Tidak ada pilihan lain. Idealnya sebuah kurasi musik dapat menjadi referensi bagi khalayak ramai sebelum membelanjakan waktu dan uangnya untuk mendengarkan maupun membeli copy sebuah lagu. Tapi tidak untuk blog APRESIASI MUSIK INDONESIA ini, karena blog ini hanya membahas lagu-lagu lama, namun karena kekuatan liriknya sehingga tidak dapat dikategorikan kedaluwarsa dari sisi spirit yang mampu ditimbulkannya.

Mengapa tidak mencoba membuat kurasi musiknya? Bukan liriknya? Jawabnnya sederhana saja, karena memang penulis sangat kesulitan saat mencoba membuat kurasi nada musik. Padahal, penulis mengambil materi kurasi (atau lebih tepatnya apresiasi) berdasar kekuatan komposisi musik sekaligus kekuatan liriknya. Dua-duanya harus relatif memenuhi syarat. Memang syarat ini sangat subyektif sekali, sesuai selera penulis.

Contoh kasus, A Wither Shade of Pale punya kekuatan komposisi musik yang luar biasa melekat. Namun karena berbahasa Inggris, maka tidak akan kita bahas pada blog ini. Meskipun A Wither Shade of Pale akhirnya juga membahas tentang pengalaman spiritual. Meskipun, lagu Ruby Wirtadinata yang berjudul "Belum Tahu", Putut Mahendra "Ilusi" atau lagu Sophia Latjuba dengan judul "Lihat Saja Nanti". Memang musik maupun liriknya dianggap berkarakter kuat dan melekat pada ingatan sebagian pecinta seni, namun mungkin tidak akan kita bahas. Hal itu dikarenakan kekuatan spirit liriknya tidak memenuhi selera untuk kita apresiasi.

Lalu bagaimana dengan lagu Ermi Kullit "Cukuplah"? Liriknya sangat bagus, tapi hanya sempalan sebuah ayat yang berbunyi,  "kafaru tsuma amanu tsuma kafaru."

Apakah tidak terlambat? Membahasa lagu-lagu lama yang pernah hits ketika generasi mileneal sudah tidak mengenalnya? Tidak sama sekali. Lagu spiritual baik yang naturalis maupun yang berbalut tema cinta tidak akan pernah mati. Apalagi sekarang telah ada search engine, ada youtube, soundcloud, dan lain sebagainya. Semua piranti tersebut akan menemani proses pendewasaan para generasi milenial sesuai tugas perkembangan dan keunikan mereka masing-masing. Piranti-piranti tersebut memungkinkan sebagian dari mereka menemukan dan belajar dari bait lirik lagu-lagu lama yang kita bahas di blog ini.