SALAM UNTUK DIA VOODOO MEMBALUT PESAN SPIRITUAL LEWAT LAGU PROFAN

SALAM UNTUK DIA VOODOO MEMBALUT PESAN SPIRITUAL LEWAT LAGU PROFAN

Assalamu'alaikum. Mugi sami seger kuwarasan.

Sebuah apresiasi tinggi untuk anak-anak VOODOO yang telah berani membuat lagu romantic yang ditujukan untuk pasar dengan tanpa menyertakan kata "cinta" ataupun pujian kepada seorang gadis secara vulgar. Lagu yang dimaksudkan di sini adalah lagu SALAM UNTUK DIA pada album W.O.B. atau Wis Ojo Bingung. Terkesan diplomatis, jual mahal. Atau malah karena terlalu menghayati peran sebagai pemuja wanita? Sehingga lirik yang keluar jadi seperti sangat mengagung-agungkan wanita pujaannya. Oh, tidak begitu ya? Justru karena tidak vulgar, susastra, lagu ini jadi multi tafsir. Dan seperti biasanya, kita coba buat tafsir agak berbusa-busa dengan pendekatan spiritual lirik musiknya.

Bagi Anda yang tidak sempat membaca pembahasan lagu ini sampai selesai, silahkan dengarkan lewat link Video kecil yang berisi audio di SALAM UNTUK DIA VOODOO MEMBALUT PESAN SPIRITUAL LEWAT LAGU PROFAN (APRESIASI MUSIK INDONESIA).



Silahkan klik tombol play (segitiga) pada audio control di bawah ini untuk mendengarkan sekilas lagu SALAM UNTUK DIA VOODOO ALBUM W.O.B. Maaf, jangan lupa cari Versi Aslinya ya?

Tidak hanya GANK PEGANGSAANAHMAD DHANIFARIZ RMINDRA LESMANA dan GRASS ROCK saja yang memiliki lagu-lagu yang layak diapresiasi sebagai BEST SPIRITUAL POP MUSIC INDONESIA. Ternyata, grup band VOODOO juga mempunyai sebuah lagu yang sangat layak diapresiasi dalam kategori ini. Faktanya, lagu SALAM UNTUK DIA memiliki makna tersembunyi yang luar biasa apabila kita mau menghayatinya.

Lagu Salam Untuk Dia Voodoo dirilis tahun 1995. Saat itu belum ada smart phone. Hand phone saja baru dimiliki oleh para agen C.I.A. atau F.B.I. di film action yang diputar bioskop. Lompatan teknologi komunikasi belum meraja seperti sekarang ini. Saluran komunikasi baru lewat surat, sebagian kecil lagi lewat telpon kabel yang mahalnya minta ampun. Memang ada interkom, H.T. atau pemancar ORARI tapi tak lazim digunakan oleh kebanyakan orang, kecuali oleh komunitas-komunitas tertentu. Dan bila seorang cowok jatuh cinta pada seorang cewek, langkah pertama yang mesti diambil adalah dengan cara menitip salam. Salam dalam konteks hubungan antara cowok dan cewek identik dengan pesan cinta, salam sayang atau pesan : aku, "padamu".

Sangat santun ya? Sangat beradab. Baru tertarik, pengin main ke kost saja harus menyampaikan salam atau do'a selamat terlebih dahulu pada yang hendak dikunjungi. Tidak main tembak langsung. Meski ketika sudah jalan, endingnya sama saja. Kawin, punya anak, tengkar, pisah bentar, kumpul lagi. Itulah asam garam kehidupan. Bisa jadi, lagu Salam Untuk Dia Voodoo bermakna apa adanya. Penulis lirik ingin menyampaikan salam pada seorang gadis yang membuatnya jatuh cinta lewat lagu ini.  Tapi coba lihat, ternyata terdapat satu lirik berbunyi, "Sampaikan salamku untuk dia yang bangkitkan jiwa." Inilah yang memancing kita untuk lebih memahami makna tersembunyi yang ditunjukkan Tuhan lewat lagu Salam Untuk Dia Voodoo.

Tidak akan banyak pemaknaan lirik pada pembahasan lagu Salam Untuk Dia Voodoo ini, apalagi kualitas musiknya. Tak terbantahkan semua. Intronya indah, versenya begitu juga. Chorusnya juga sangat indah. Interludenya sungguh mempesona. Melodi gitar Mas Edo Widiz sangat hidup. Kemudian begitu masuk bridge begitu mencengangkan. Sampai lagu hampir habis, terdapat coda, dan outro. Semua begitu memanjakan telinga. Sangat merugilah kalau sampai ada penikmat kopi apalagi yang bisa genjreng gitar tapi belum pernah dengar lagu ini. Kita sarankan, setelah membaca tulisan ini, mohon, segera searching di google dengan key words "Salam Untuk Dia" Kemudian putar lagunya sambil minum kopi ya?. Paket data habis? Ya beli paket data. Uang habis? Ya beli uang dulu, baru beli paket data.

CINTA DAN JIWA

Jiwa sangat erat hubungannya dengan kecerdasan spirit. Bangkitnya jiwa equivalen dengan bangkitnya kecerdasan spirit. Bukan kecerdasan kognitif maupun afektif seperti dalam konteks kegiatan belajar mengajar anak sekolah atau anak kuliah. Perasaan cinta terhadap lain jenis tidak akan mampu membangkitkan jiwa, mencerdaskan spirit. Justru ketika seseorang sedang pada kondisi jatuh cinta, tidak memandang jenis kelamin, orang tersebut akan menghasilkan hormon yang membuatnya seperti sakit jiwa. Menjadi berperilaku tak biasa, menyimpang dari cara berfikir kebanyakan orang. Seperti kerasukan setan. Sebentar semua menjadi indah, sebentar semua jadi bikin gundah. Apalagi bila dilanda cinta, cintanya diterima, seolah-olah menjadi tak kenal dengan logika. Dari sini saja, sebenarnya sudah dapat diambil hipotesa bila "dia" di sini bukanlah seorang gadis atau jejaka.

Bila bukan gadis atau jejaka? Apakah berarti janda tajir atau duda kaya? Itu juga bukan. Lalu apa? Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Termasuk pula pada lagu ini. "dia" di sini adalah persona yang suci atau disucikan. Lalu mengapa pula lagu seperti tak disengaja memiliki sebuah judul yang unik nan istimewa? Mungkin tak ada kembarannya? Jadi begitu kita ketik di search engine pakai key words "Salam Untuk Dia", maka yang muncul adalah file-file yang memuat lagu ini. Coba kita komparasikan langsung dengan mengetik, "Sendiri" atau "Hampa" atau "Maafkan", pasti hasilnya akan lebih variatif. Jelas pemilihan judul yang akrab di telinga namun tiada duanya bukanlah suatu kebetulan semata. Yang Maha Pencipta agaknya turut menitipkan pesan pada lagu ini.

To the point saja ya? Biar gak bertele-tele? Bila sudah bicara sampai Yang Maha Pencipta, berarti "dia" yang dimaksudkan adalah kekasih Allah. Siapapun yang dianggap kekasih oleh Allah. Bisa Nabi Besar Shollallahu 'Alaihi Wassalam. Bisa Nabi-Nabi Alaihi Salam. Bisa Nabi-Nabi lain yang tak tersebutkan. Bisa pula para waliyullah lain. Atau bahkan kedua orang tua kita sendiri. Tidak bolehkah kita menyampaikan salam, doa selamat pada orang tua kita? Sangat boleh. Lha wong nyampaikan salam buat daun-daun, pohon-pohon, burung yang berterbangan, atau pada bunga-bunga saja boleh kok. Apalagi kepada sesama manusia. Bila kita beragama Islam, artikan saja "dia" di sini sebagai Nabi Besar Muhammad. Sedangkan bila Anda beragama lain, maka artikan saja "dia" di sini sebagai orang yang Anda anggap suci.

Di sinilah hebatnya bahasa musik populer. Juga pada lagu Salam untuk Dia Voodoo. Fleksibel, luwes, tidak terdeteksi. Disenandungkan para Kyai Muda it's allright, disenandungkan para pendeta juga ndak pa-pa, diteriakkan para mahasiswa tetep Oke - Oke Saja. Apalagi dinyanyikan secara koor oleh ribuan anak-anak Sekolah Menengah pasti lebih 'gayeng' lagi. Bisa dibayangkan? Ada ribuan anak-anak Sekolah, berkumpul di sebuah lapangan tingkat Kabupaten sambil menunggu kunjungan Menteri Pendidikan? Kemudian menyanyikan lagu Salam Untuk Dia? Saat menyanyikannya, setiap sampai pada kata "dia" anak-anak itu harus membayangkan Nabinya masing-masing. Kita berani menjamin, tak lama setelah itu pasti akan turun gerimis hujan. Tidak percaya? Buktikan saja.

Andaikan saja itu benar-benar terjadi, maka kehebatan Musik sebagai Bahasa Dunia seperti yang diceritakan Andi Ayunir akan dapat dibuktikan. Tapi apa mungkin anak-anak sekarang bisa menghafal lagu Salam Untuk Dia Voodoo? Mengapa tidak? Lagu ini sangat mudah untuk dihafalkan. Bagaimana bisa menghafal? Denger lagunya saja belum pernah. Sederhana, itu tugas Guru Kesenian di masing-masing sekolah. Untuk pengertian tentang orang suci atau yang disucikan biar diterangkan sama Guru Agama masing-masing. Biarkan mereka berkolaborasi. Terus bagaimana cara memobilisasi anak-anak sekolah sekian banyak? Itu tugas masing-masing Kepala Sekolah. Asalkan ada perintah dari Kepala Dinas, semua akan "Sendiko Dawuh". "Yes Boss". "Sami'na wa 'atho'na".

Lalu siapa yang akan mengkondisikan Kepala Dinas Tingkat Kabupaten / Kota? Ya kepala Dinas Provinsi lah! Lalu siapa yang bisa mempengaruhi Kepala Dinas Provinsi? Ya Pak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sendiri. Lalu siapa yang bisa melobi Pak Menteri? Jawabnya cukup retorik juga. Apa kabar Dewan Kesenian? Sudah pernahkah berkomunikasi dengan Balai Pengembangan Bahasa Kemendikbud? Memberikan wacana pendidikan karakter anak bangsa dengan pendekatan musik profan namun berpotensi membuka kecerdasan spiritual? Semoga belum, sehingga kita masih punya harapan akan terbentuknya jutaan generasi muda yang berkarakter, religius, lebih menghargai heterogenitas, lebih peduli pada kelestarian lingkungan, dan lebih peduli pada sesama.

SALAM UNTUK DIA

Senja datang, sambut sang bulan.
Iringi langkahku, lalui sunyinya malam.
Kuberjalan layangkan khayal.
Kutepiskan duka, sendiri kumelangkah.

Saat itu kumelihat, seraut wajah,
Yang pancarkan rasa.
Sejenak aku terlena, akan indahnya dia.

Sampaikan salamku untuk dia,
Yang bangkitkan jiwa.
Sampaikan salamku untuk dia,
Menyentuh batinku, tergores dalam lamunanku.

Hari hari yang ceria,
Sejak saat itu hasrat melandaku.
Angin kabarkan padanya,
Ungkapan getar jiwa.

Sampaikan salamku untuk dia,
Yang bangkitkan jiwa.
Sampaikan salamku untuk dia,
Agar kau mengerti, inginku merengkuh hatimu.

Akankah tercipta rasa diantara kita,
Yang selalu menggelora.

Sampaikan salamku untuk dia,
Yang bangkitkan jiwa.
Sampaikan salamku untuk dia,
Semoga Tuhan, satukan kita selalu bersama.

Sampaikan salamku untuk dia,
Bayangi mimpiku.
Sampaikan salamku untuk dia.
Pagipun tersenyum, saksikan jalan hidup kita.

Wassalamu'alaikum. Mugi Rahayu ingkang sami pinanggih.

Dikarang oleh :  Heri ireng Cepu

Artikel Terkait

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel